Kerajinan Seeng Khas Desa Tanjungsiang - Desa Tanjungsiang

Rabu, 16 Agustus 2017

Kerajinan Seeng Khas Desa Tanjungsiang


Perabot dapur tradisional Sunda ini terdiri dari empat suku kata yaitu perabot,  dapur, tradisional, dan Sunda . Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia  terbitan Balai Pustaka (2001) perabot artinya barang-barang perlengkapan, dapur artinya ruang tempat memasak, tradisional artinya sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma, dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun. Sunda adalah nama suku di Indonesia yang terdapat di daerah Jawa Barat. Jadi perabotan dapur tradisional Sunda adalah barang-barang perlengkapan yang biasa di gunakan di tempat memasak yang merupakan warisan turun-temurun masyarakat suku Sunda yang terdapat di wilayah Jawa Barat.
Perabot dapur tradisional Sunda adalah alat-alat atau perabot peninggalan leluhur masyarakat Sunda yang biasa digunakan di  dapur, baik untuk memasak, mengolah atau pun menyimpan makanan. Yang termasuk dalam perabot dapur tradisional Sunda ini misalnya saja, boboko, aseupan, hihid,  nyiru,  dulang, seeng dan sebagainya.
Desa Tanjungsiang adalah salah satu desa di daerah Subang, Jawa Barat yang sampai saat ini, masyarakatnya masih memproduksi perabot dapur tradisional Sunda dalam kehidupan sehari-harinya. Salah satu Potensi utama yang dimiliki Desa Tanjungsiang adalah pengrajin Seeng.
Seeng (dandang) adalah suatu tempat untuk memasak nasi yang sudah diaroni. Seeng berbentuk tinggi ramping, bagian dalam berongga seperti silinder, bagian bawah membesar, bagian atas membesar, menyempit di tengah dan alasnya agak cembung. Bahan bakunya ada yang terbuat dari tembaga dan ada pula dari aluminium yang merupakan produksi pabrik. Seeng ini merupakan alat memasak makanan yang paling penting, terutama untuk memenuhi makanan pokok yakni nasi. Oleh sebab itu hampir setiap keluarga masyarakat Sunda memiliki seeng yang digunakan untuk memasak nasi, sekalipun dengan ukuran yang berbeda misalnya ada yang kecil, sedang atau besar. Untuk mendapatkan seeng bisa dibeli dari pedagang keliling atau di pasar.

Batik Seeng Tanjungsiang
Seeng yang dibuat oleh warga Tanjungsiang mempunyai ciri khas yang berbeda dengan seeng lainnya. Motif batik menjadi andalan bagi para pengrajin. Kebanyakan para pengrajin membuat seeng dari bahan alumunium, hanya beberapa yang membuat seeng dari bahan kuningan. Itupun dibuat untuk acara seserahan pernikahan saja. Salah satu pengrajin adalah Pak Wawan. Dengan di bantu 10 orang karyawan, hasil karya tangannya di jual hingga ke Banten, Bogor, Cianjur, Sukabumi, bahkan hingga luar pulau Jawa. Untuk ongkos kirim ke luar pulau Jawa, Pak Wawan mematok harga 1,5 juta per 500 buah seeng. Tak hanya Pak Wawan, masih banyak pengrajin lainnya yang menggeluti usaha semacam ini. Hal ini tentu saja menumbuhkan tingkat perekonomian di Desa Tanjungsiang.


3 komentar:

  1. Sampurasun,
    Bisa minta no contact pak wawan ini?
    Hatur nuhun.

    BalasHapus
  2. Sampurasun,
    Bisa minta no contact pak wawan ini?
    Hatur nuhun.

    BalasHapus
  3. Assalamualaiqum punteun nyuhunkeun no kontakna pa wawan...haturnuhun

    BalasHapus

@kknm17tanjungsiang